Para Wartawan saat diajak mengunjungi bangunan bersejarah yang dijadikan destinasi wisata edukasi. (Dok/Istimewa) |
lensajatim.id Jember-Kabupaten Jember sejak dulu dikenal dengan potensi Alam yang melimpah, salah satunya sektor pertanian yakni tembakau. Keberadaan tembakau di Jember hingga saat ini menjadi salah satu komoditas terbaik di dunia. Sehingga mampu mengenalkan Jember sebagai kota Tembakau.
Sisi lain yang tak kalah menarik yakni keberadaan bangunan kuno yang hingga saat ini masih berdiri kokoh. Kota pandhalungan ini menyimpan banyak bangunan yang bernilai sejarah bagi peradaban masyarakat Jember. oleh Pemerintah Kabupaten (pemkab) Jember sekarang dijadikan wisata edukasi. Wisata edukasi itu mengulas tentang peradaban Jember sehingga dapat menambah pengetahuan wisatawan tentang sejarah Kabupaten Jember.
Hal itu diinisiasi oleh pemerintah saat ini dibawah Kepemimpinan Bupati Hendy Siswanto bersama Wakilnya Firjaun Barlaman (Gus Firjaun) yang diharapkan untuk mengangkat perekonomian Jember melalui sektor pariwisata.
Untuk menunjang hal itu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember melalui Dinas Perhubungan dan Dinas Pariwisata baru-baru ini meluncurkan Angkutan Wisata dilengkapi dengan pemandunya, sehingga wisatawan yang datang tidak hanya melihat bangunan bersejarah tersebut namun juga mendapat pengetahuan tentang sejarah bangunan itu.
Bangunan kuno yang memiliki nilai sejarah tentang peradaban masyarakat Jember. Salah satunya yakni, Gereja Katolik yang berada di Jl. R.A. Kartini No.26 Kecamatan Kaliwates, Bagunan Masjid Jamik Jember (Al Baitul Amin), Kantor Pemkab Jember, Pasar Induk Jember (pasar tanjung), Kentor PTPN XII dan Masjid Masjid Roudhotul Muchlisin.
Dalam rangka memperkenalkan periwisata tersebut, Komonitas angkutan wisata Jember mengajak wartawan di Jember bersama-sama tamasya berkeliling menikmati luar biasanya warisan heritage Jember melalui Jember City Tour dengan Bus Damri, Rabu (29/9).
Hasti sebagai pemandu Wisata itu, memberi penjelasan satu persatu kepada wartawan yang ikut dalam agenda tersebut.
Menurutnya, di masa pandemi seperti sekarang ini wisata edukasi di dalam kota itu menjadi alternatif bagi wisatawan, “kita memaksimalkan potensi wisata di dalam kota sebagai destinasi wisata baru untuk menyikapai wisata di masa pandemi ini,” ujar Hasti saat menjadi pemandu wisata edukasi dari jam 08.00 hingga jam 12.00 siang.
“Jember itu kan area heritage nya perkebunan, kita ngajaknya ke tempat-tempat bangunan bersejarah, ada pasar tanjung yang terdapat menara air peninggalan belanda kemudian juga ke gedung-gedung peninggalan belanda lainya yang umurnya hampir dua abad gedung NV. Landbouw Maatsehappij Oud Djember,” sambung dia.
Ia menjelaskan keberadaan gedung Landbouw Maatsehappij Oud Djember tersebut menjadi salah satu cikal bakal perkebunan di indonesia.
Rute awal pemberangkatan dimulai dari Gereja Katolik, kemudian berpindah ke masjid Agung Jember yang terletak di tengah kota Jember, di sana Hasti menjelaskan sejarah pendirian Masjid, di mana di tempat itu pula juga ada lokasi titik nol Kabupaten Jember yang terletak di depan bagunan mesjid utama sebelah barat depan parkir masjid. Selai itu di sana juga ada Jam matahari yang digunakan masyarakat jaman dulu sebagai penunjuk waktu yang posisinya tidak jauh dengan jam matahari di dalam pagar utara Masjid.
Di sana Hasti juga menjelaskan bagunan masjid salah satu menjadi ciri khasnya adalah khubah masjid yang menyerupai jamur. Kemudian tujuh belas tiang besar sebagai penyangga masjid yang juga memiliki filosifi melambangkan jumlah sholat dalam sehari. Kemudia lantainya yang berkeramik berukuran sejadah didatangkan dari Turki.
Kemudian perjalan itu dilanjutkan ke pemkab Jember yang dibangun oleh para tentara di jaman belanda, di sana ia menjelaskan tentang pendirian pemkab Jember mulai dari arsitek dan bentuk bangunan yang jika dilihat dari atas menyerupai sayap garuda. Dan didepan pemkab berdiri tegak patung moch serudji Pahlawan Jember.
Kemudian setelah itu bergeser ke pasar tanjung (pasar induk Jember) di sana juga dijelaskan sejarah tentang pendirian pasar tersebut. Terdapat bangunan menara air peninggalan belanda di lantai paling atas dibangun pada tahun 1930 an.
Dari sana kemudian dilanjut ke kantor PTPN XII yang punya peranan penting dalam perkebunan di indonesia. Di tempat itu pula rombongan wartawan diajak melihat ruangan satu ke ruangan lainnya, di dalamnya juga terdapat kursi dan meja kuno yang masih utuh dan masih digunanakan hingga saat ini.
“Baisanya gedung PTPN XII ini sering dipakai untuk acara-acara pernikahan,” pungkasnya Hasti. (Ris)
Komentar