Stafsus Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT) RI, Samsul Widodo melakukan pengguntingan pita dalam rangka saat peresmian Sekolah Kopi RAISA di Bondowoso. (Dok/Istimewa). |
Lensajatim.id, Bondowoso - Kementerian D Desa, dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT) RI melaunching Sekolah Kopi RAISA (RAwung Ijen Sumber Wringin Agropolitan) di Desa Rejoagung, Kecamatan Sumber Wringin, Bondowoso, Minggu (7/8/2022).
Sekolah Kopi RAISA sendiri merupakan sekolah kopi yang dibentuk dari hasil prestasi sebagai Juara 2 lomba landmark tingkat nasional yang diikuti oleh 78 wilayah binaan PT. Astra.
Stafsus Kemendes PDT, Samsul Widodo, dalam sambutannya mengatakan, ide sekolah kopi ini sangat unik karena dilaksanakan di tengah-tengah masyarakat desa.
Dirinya pun berharap sekolah kopi yang bekerjasama dengan Unej ini, bisa menghasilkan wirausaha yang bergerak di bidang kopi.
Selain itu, diharapkan bisa tak hanya menghasilkan wirausaha di bidang produksi. Tapi di kemampuan processing. Seperti barista.
Tepatnya, bisa menghasilkan barista yang bersertifikat.
"Jadi itu yang perlu kita pikirkan, apakah modelnya nanti kerjasama. Saya punya jaringan sekolah kopi di Jakarta, sehingga praktek lapangannya bisa disini," katanya.
Dengan praktek lapangan di sekolah kopi RAISA, maka nantinya juga diharapkan mereka bisa belajar di kebun langsung, dan sertifikasinya disini.
Ujungnya, mereka yang belajar di sini didorong agar tak menginap di kawasan kota. Melainkan, menginap di homestay desa. Dan ini akan menumbuhkan home stay baru di desa sekitar.
Sementara itu, Rektor Universitas Jember, Iwan Taruna, mengatakan, sekolah kopi ini menjadi tempat untuk meng-upgrade dan meningkatkan kapasitas para pelaku kopi rakyat.
Yang ujungnya nanti diharapkan bisa menghasilkan kopi berkualitas tinggi, yang kompatibel dengan kualitas ekspor.
"Kalau itu terwujud tentu harapannya nanti akan ada income yang masuk. Sehingga kesejahteraan akan bisa didapatkan masyarakat," urainya.
Ia membenarkan bahwa kurikulum sekolah kopi RAISA ini dilakukan oleh tim Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Jember. Salah satunya yang disusun yakni bagaimana melaksanakan pertanian yang baik.
"Karena persyaratan di Eropa itu tak hanya melihat kualitas barang. Ini diproses seperti apa, mereka memperhatikan metode-metode pertanian yang baik," jelasnya.
Ia menegaskan bahwa Unej akan terus melakukan pendampingan di sekolah kopi RAISA. Karena, nanti seperti yang diharapkan Kemendes PDT, bahwa juga harus ada sertifikat barista dan lainnya.
" Karena memang nilai tambah itu akan didapatkan jika bisa memproduksi kopi yang langsung menyentuh ke konsumen," urainya.
Shaleh, Ketua Bumdes RAISA Bersama menjabarkan, di sekolah kopi RAISA pihaknya akan menyuguhkan pembelajaran seluruh proses perkopian mulai dari hulu hingga hilir. Dengan konsep utama yakni memadukan kuliner, bisnis, edukasi, dan pertunjukan budaya lokal khas Sumber Wringin.
“Di Raisa ini, siapa saja yang mau beli kopi. Nanti kita ajari mulai nyeduhnya, sehingga teman-teman kesini oh begini ya buat kopi,” jelas pria yang juga menjadi Local Champion (Pemain lokal).
Adapun kurikulumnya sendiri dibuat bersama tim LP2M Unej. Tujuannya, agar nanti informasi edukasi yang disampaikan oleh SDM kepada pengunjung bisa selaras.
Tampak, launching kegiatan itu turut dihadiri oleh Sekretaris Daerah Bondowoso Bambang Soekwanto, Kepala DPMD Yuliati Haeriyah, perwakilan ASTRA, Camat Sumber Wringin Probo Nugroho, dan sejumlah kepala OPD.(Nang).
Komentar