Eko Pratama, Ketua Umum Partai Mahasiswa Indonesia. (Dok/Istimewa). |
Lensajatim.id, Surabaya - Partai Mahasiswa Indonesia (PMI) meminta agar pemerintah serius dalam mewujudkan cita-cita menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia, mengingat republik ini 70 persennya adalah wilayah laut. Pernyataan itu disampaikan Ketua Umum Partai Mahasiswa Indonesia, Eko Pratama dalam momentum Hari Maritim Nasional (HMN).
"Tentu saja gagasan Poros Maritim Dunia ini adalah sebuah keniscayaan. Apabila diterjemahkan serius dengan program-program yang mendukung ke arah sana," kata Eko dalam keterangannya, Jumat (23/09/2022).
Eko melanjutkan, akan tetapi, gagasan yang sempat dibahas hangat saat pilpres 2019 lalu, belum menjadi tumpuan perhatian pemerintah. Semua masih sebatas wacana dan gagasan, belum ada implementasi secara nyata.
Alumnus Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) ini mengungkapkan potensi setiap tahun dari dunia maritim yang ada di indonesia itu kurang lebih Rp1700 triliun. Namun yang baru dikelola hanya 10 persennya saja, itupun masih produk-produk yang masih mentah, belum diolah menjadi produk jadi.
"Jadi bisa dibayangkan betapa besarnya potensi yang di miliki oleh dunia maritim Indonesia, yang seyogyanya sangat bisa menaikkan taraf hidup masyarakat pesisir," urai Eko.
Mantan Presiden BEM Nusantara ini masih melihat adanya masalah-masalah mendasar dalam dunia maritim, contohnya seperti ilegal fishing, penggelapan solar subsidi, lambannya pengembangan sentra pengisian bahan bakar untuk nelayan (SPBN), dan masih banyak lagi persoalan-persoalan yang dijumpai di masyarakat.
Eko mengatakan, persoalan ini tentu saja sangat menghambat kesejahteraan nelayan. Karena itu, jangankan sejahtera, cukup saja belum tentu.
Untuk itu, pihaknya sangat berharap pemerintahan Presiden Jokowi, dalam sisa masa jabatan dapat menuntaskan persoalan-persoalan mendasar dalam dunia maritim.
"Harapannya, potensi-potensi dunia maritim dapat benar-benar dimaksimalkan sepenuhnya untuk kesejahteraan rakyat, bukan hanya untuk pengusaha besar atau asing," pungkas Eko. (Red).
Komentar