Mohammad Haerul Amri, Anggota Komisi X DPR RI bersama rombongan Komisi X DPR RI saat melakukan kunjungan ke Kota Malang. (Dok/Istimewa). |
Lensajatim.id, Malang- Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Muhammad Haerul Amri, mengapresiasi prestasi yang dicapai Kota Malang sehingga dikenal sebagai kota yang memiliki iklim pendidikan yang sangat baik.
"Sangat bagus sekali (iklim pendidikan di Kota Malang), semua lembaga pendidikan ada di sini, seperti Unibraw (Universitas Brawijaya), Unema (Universitas Negeri Malang), dan UIN Malang. Sangat lengkap sekali," ujar politisi yang akrab disapa Gus Amri saat kunjungan kerja di Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (4/10/2023).
Meski memiliki iklim pendidikan yang baik, namun Gus Amri tetap mengingatkan agar Kota Malang harus lebih produktif, kreatif, dan inovatif. Kota tersebut telah memiliki infrastruktur yang memadai.
"Memang infrastrukturnya sudah sangat menunjang, sangat paripurna. Wisatanya sangat bagus, religinya bagus, dan yang terpenting menjadi kota pendidikan," jelas peraih penghargaan Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif dari Forkom Jurnalis Nahdliyin ini.
Ditambahkannya, dengan iklim pendidikan yang baik, mahasiswa perantau yang mengenyam pendidikan di Kota Malang, dapat menjadi komunikator yang baik. Kita harapkan ketika mereka kembali ke kampung halaman masing-masing dapat memasarkan keunggulan Kota Malang sebagai kota pendidikan, wisata, dan religi.
"Kalau dari 800 ribu mahasiswa (di Kota Malang) ini kita berdayakan, misalnya kita ambil 25% saja dari 800 ribu berarti sudah 200 ribu orang. Kita minta mereka menjadi komunikator yang baik, memberikan pesan yang baik tentang Kota Malang ketika mereka pulang kampung," ujar ungkap penerima penghargaan Innovative leaders Indonesia 2023 Performance dan Innovator of the year in education 2023.
Kota Malang memiliki 57 perguruan tinggi dengan lebih dari 800 ribu mahasiswa. Di bidang pariwisata, 24% wisatawan yang ke Jatim menuju ke Malang Raya. Dengan luas wilayah 111,08 km2, Kota Malang memiliki 846.126 penduduk dengan 70% berusia produktif. (dpr/*)
Komentar