Pengurus GP Ansor Karangploso dan GP Ansor Junrejo Kota Batu. (Dok/Istimewa). |
Lensajatim.id, Kota Batu- Pimpinan Anak cabang GP Ansor Karangploso bersama Pimpinan Anak Cabang GP Ansor Junrejo Kota Batu akan mengusulkan Letkol KH. Iskandar Sulaiman sebagai nama Jalan Penghubung Brak Desa Tawangargo di kabupaten Malang sampai Sekarputih Desa Pendem di Kota Batu. Jasa dan Pengorbanan Letkol KH. Iskandar Sulaiman baik sebelum Kemerdekaan hingga pasca kemerdekaan dinilai layak untuk mendapatkan penghargaan. Salah satunya adalah dengan mengabadikan nama Kyai asli kelahiran sekarputih tersebut sebagai nama jalan.
Abdul Wahab selalu Ketua Ansor Karangploso mengatakan, Dalam proposal usulan yang sudah dibuat, dapat diketahui bahwa kiprah perjuangan Letkol KH. Iskandar Sulaiman meliputi berbagai bidang. Yaitu :
a. Bidang Keagamaan
Letkol KH. Iskandar Sulaiman merupakan santri Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang dan Santri langsung dari Pendiri Jamiyyah Nahdlatul Ulama, Hadratusyeh KH. Hasyim Asy’ari. Jejak kiprah perjuangannya dalam bidang keagamaan bisa dilihat sebagai berikut :
- Mendirikan Masjid di Dusun Sekarputih pada kisaran tahun 1930 sebagai pusat dakwah di wilayah Karangploso, Dau dan Junrejo pada saat itu
- Menjadi Konsul NU Jawa Timur sejak 1934
- Menjadi salah satu tuan rumah perhelatan Muktamar NU dan Konres ANO Tahun 1937
- Menjadi Anggota DPR GR mewakili Ulama Jawa Timur sejak Tahun 1959 sampai Beliau wafat tahun 1963
b. Bidang Militer dan Perjuangan Fisik
- Mengikuti Pendidikan PETA Tahun 1942
- Menjadi instruktur PETA dan Laskar Hizbulloh dan Sabilillah Malang
- Daidanco PETA (Komandan Devisi Tentara Pembela Tanah Air) Malang-Gondanglegi
- Kepala Staf Divisi VII/Suropati Tentara Nasional Indonesia di awal pembentukannya
- Terlibat dalam berbagai operasi militer sejak masa merebut kemerdekaan sampai saat mempertahankan kemerdekaan. Baik saat terjadi Agresi Belanda I dan II maupun dalam penumpasan Pemberontakan PKI Madiun Tahun 1948
- Menjadi Imam Tentara Anggatan Darat
c. Bidang Pendidikan
Letkol KH. Iskandar Sulaiman Mendirikan Madrasah Muallimin sejak tahun 1930. Keberadaannya sangat penting pada saat itu. mengingat Indonesia masih dalam kekuasaan kolonial. Darinya masyarakat pribumi dapat mengenyam pendidikan. Dan darinya pula lahir kesadaran berbangsa sekaligus kesadaran berjuang untuk merebut kemerdekaan. Tegasnya
Pihaknya telah mendapat dukungan dari banyak pihak
“atas inisiatif ini, kami telah menerima banyak dukungan dari berbagai pihak. Yang nantinya akan kami lampirkan dalam surat usulan secara resmi. tidak hanya dukungan personil dari tokoh masyarakat dan warga sekitar. Langkah kami juga didukung penuh oleh Sekolah Tinggi Agama Islam NU Malang, Kepala Pelaksana Sejarah TNI AD serta MWC NU Karangploso dan Junrejo”. Sambung Abdul Wahab. (Red)
Komentar