Forkom Jurnalis Nahdliyin memberikan anugrah pada Rektor Umaha dr Hidayatullah. (Dok/Istimewa). |
Lensajatim.id, Surabaya- Sebagai organisasi keagamaan dan sosial terbesar di Dunia, Nahdlatul Ulama ( NU) memiliki kader yang tersebar di lintas sektor. Bukan hanya menjadi Kyai dan tokoh agama seperti mayoritas lulusan pesantren. Namun saat ini banyak kader NU meniti karir di bidang profesional.
Hal ini disampaikan Ketua Umum Forkom Jurnalis Nahdliyin (FJN), Muhamad Didi Rosadi saat memberikan penghargaan Tokoh Muda Nahdliyin Inpiratif kepada dr, Hidayatullah Rektor Universitas Ma'arif Hasyim Latif ( UMAHA). Pemberian penghargaan ini menjadi rangkaian wisuda Umaha pada Minggu ( 19/11) di Hotel Vasa Surabaya.
Pria yang akrab disapa Diday ini menyebut, alasan memberikan penghargaan tokoh muda nahdliyin inspiratif pada dr Hidayatullah adalah melihat rekam jejak profesional dan peran sentralnya dalam mengembangkan ekosistem kesehatan di NU.
"dokter dayat seorang dokter spesialis syaraf yang saat ini memimpin salah satu kampus terbesar di Sidoarjo yakni Umaha, selain itu dokter dayat juga sebagai Ketua Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama ( LKNU) Jawa Timur," tutur diday
Selain itu lanjut Diday, Gus Dayat sapaan dokter dayat juga pernah menjabat sebagai Direktur RSI Siti Hajar Sidoarjo. Salah satu rumah sakit terbesar dan kebangaan warga NU. Pernah menjadi bendahara umum Asosiasi Rumah Sakit NU ( ARSINU) tahun 2016-2021.
" Baru baru ini Gus Dayat juga ditunjuk sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Uinsa yang saat ini proses pengajuan. Beberapa hal tersebut sebagai alasan FJN memberikan penghargaan pada Gus dayat yang juga keluarga besar YPM Sepanjang Sidoarjo". Tandas Diday aktivis Ansor Surabaya
Sementara itu Rektor Umaha dr Hidayatullah Menyambut baik apresiasi dari sahabat FJN. Menurutnya, saat ini para santri dan kader NU selain jago ngaji juga mengambil peran peran profesional.
" Saat ini sudah banyak kader NU yang terjun bidang sains dan teknologi, kesehatan, media, insinyur dan sebagainya. Jadi kader kader NU saat ini akan menjadi tumpuan masa depan Indonesia". Jelasnya
Sementara itu Gus Dayat menambahkan ketertarikan untuk berkhidmat di NU dimulai sejak kecil. Ia sering menemani ayahnya KH Munir Hasyim Latief, Ketua PWNU Jawa Timur tahun 1982-1987, untuk rapat organisasi dan kegiatan NU.
" Jadi waktu itu saya sudah mengikuti kegiatan abah saya di Kantor PWNU Jatim lama di jalan Darmo Surabaya. Hal tersebut membuat saya untuk terus khidmad di NU khususnya lewat jalur kesehatan " Cerita Gus Dayat .
Komentar