IKAWIGA Gelar Bukber dan Santunan kepada Anak Yatim. (Dok/Istimewah). |
Lensajatim.id, Malang– Momentum bulan suci Ramadhan menjadi waktu yang istimewa untuk mencari keberkahan melalui berbagi kebahagiaan dengan sesama. Hal tersebut yang tengah dilakukan secara istiqomah tiap tahun oleh Ikatan Alumni Widyagama Malang (IKAWIGA).
Pekan ke empat Ramadhan ini, IKAW IGA bersama BRI Peduli dan didukung oleh Grand Mercure Mirama, Malang menggelar acara "Buka Puasa Bersama dan Santunan 1000 Yatim-Piatu, Kaum Dhuafa, dan Pekerja Sosial". Kegiatan buka puasa dan santunan berlangsung di Grand Mercure Mirama, Jalan Raden Panji, Kota Malang, Jawa Timur, Sabut (6/4/2024).
Ketua IKAWIGA, Muhammad Supriyadi turut hadir dalam kegiatan tersebut sekaligus menyapa 1000 anak yatim, kalangan dhuafa, dan pekerja sosial. Supriyadi juga memberikan santunan berupa bingkisan hari raya dan uang secara simbolis yang diwakili satu anak yatim piatu setiap panti asuhan dari 20 jumlah Panti Asuhan se-Malang Raya yang hadir. Menurutnya, kegiatan buka bersama dan santunan memang menjadi rutinitas tahunan IKAWIGA.
“Bersyukur kepada Allah SWT, pada bulan suci Ramadhan 1445 H ini, kami keluarga IKAWIGA bersama BRI Peduli kembali gelar buka bersama dalam rangka silaturahmi dan santunan bersama adik-adik yatim-piatu, dhuafa, dan pekerja sosial. Santunan dan bingkisan kepada mereka tak lain sebagai bentuk kepedulian IKAWIGA” terang Supriyadi.
“Tentu, di Bulan Suci Ramadhan ini, IKAWIGA terus berupaya terlibat langsung dalam membantu mengurangi beban masyarakat. IKAWIGA berkomitmen mendampingi dan menyantuni dalam bidang sosial dan kesejahteraan masyarakat, utamanya di Malang Raya,” lanjut dia dalam sambutannya.
Bagi Supriyadi, puasa adalah ibadah yang memiliki relasi vertikal dan horizontal. Dalam kaidah Islam, kata dia, dikenal istilah hablun minallah wa hablun minannas. Puasa satu sisi menjadi ibadah untuk memupuk ketaatan kepada Tuhan, tapi di sisi yang sama, puasa juga memiliki prinsip egaliter dalam masyarakat.
“Puasa memiliki nilai moral dan tanggungjawab sosial. Zakat, infak, dan sedekah, misalnya, memiliki hikmah memberantas egoisme, kekikiran, dan mengentaskan kemiskinan. Karena itu, agenda buka bersama dan santunan Ikawiga ini tak jauh dari prinsip tersebut,” kata Supriyadi.
“Puasa Ramadhan, bagi kami, juga menjadi penanda atas kepekaan sosial untuk membantu masyarakat sekeliling. Problem sosial dalam masyarakat menjadi perhatian serius Ikawiga, utamanya dalam hal menunjang angka kesejahteraan mereka. Puasa ini menjadi momentumnya,” terusnya.
Dijelaskan Supriyadi, puasa Ramadhan harusnya menjadi tobat sosial atas banyak hal selama ini yang tak memihak wong cilik. Kasus seperti diskriminasi, perampasan hak, adu domba, dan sebagainya, harus menjadi koreksi bersama. Bagaimanapun, lanjutnya, puasa tidak sekadar menjadi ibadah ritual tahunan, tetapi juga ibadah sosial.
“Kami berharap, IKAWIGA terus konsisten berkomitmen untuk membantu saudara kita yang membutuhkan, utamanya dalam bidang sosial dan kesejahteraan. Semoga ikhtiar ini menjadi ibadah untuk mendapatkan keberkahan dan menebar kebahagian untuk sesama,” tutup Supriyadi.
Sementara itu, Funding & Transaction Manager BRI BO Malang Sutoyo, Sinta Corolina mengatakan BRI mengapresiasi acara yang digelar oleh IKAWIGA yang dikemas sangat bagus dan menunjukkan komitmen kepedulian, berperan dan berkontribusi dalam meningkatkan bagi masyarakat.
Kegiatan buka bersama dan santunan berlangsung meriah dan penuh keriangan. Sebelum pemberian santunan dilakukan, 1000 yatim-piatu, kalangan dhuafa, dan pekerja sosial kompak melantunkan shalawat dan membaca surah-surah pendek Al-Quran. Kegiatan lalu ditutup dengan buka puasa bersama. (Tim)
Komentar