Ning Lia Istifhama, Anggota DPD RI terpilih dari Jawa Timur saat bersama Dyah Wahyu Ermawati, Kepala DPMPTSP Jatim. (Dok/Istimewa). |
Lensajatim.id, Surabaya- Kurang dua bulan lagi, masyarakat Jawa Timur akan mendapat suguhan event East Java Investment Dialogue (EJID). EJID merupakan ‘hajatan akbar’ yang sekaligus sebagai kick off menjelang penyelenggaraan Road to East Java Investment Forum (EJIF) 2024. Tepatnya, EJID akan digelar pada Oktober mendatang oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur bersama Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jatim.
Tidak tanggung-tanggung, EJID 2024 tersebut sekaligus sebagai langkah berani Pemprov Jatim untuk menawarkan investasi hingga 40 Triliun. Angka fantastis yang sangat menggebrak itu disampaikan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jatim Erwin Hutapea.
”Secara total dari beberapa project yang ready to offer angkanya sekitar Rp40 triliun yang hari ini peluang investasinya kita buka,” ungkap Erwin.
Bukan mustahil, angka tersebut disampaikan Erwin sebagai keseluruhan atas penawaran proyek-proyek yang meliputi energi, manufaktur, pariwisata dan kawasan ekonomi khusus, seperti JIIPE dan singhasari.
Senada dengannya, Pj. Gubernur Jatim Adhy Karyono dalam sambutannya saat membuka kegiatan Road to EJIF: EJID, juga menyampaikan optimisme tinggi.
"Realisasi investasi triwulan I year on year (y on y) tahun 2024 meningkat sebesar 20,7 persen yang mana kontribusi realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) menyumbang 16,1 persen. Realisasi investasi ini tak lain karena kami (Pemprov Jatim) selalu berusaha memberikan layanan yang sangat baik agar semua keperluan berinvestasi bisa dipenuhi," ungkapnya.
Bukan isapan jempol, keyakinan Adhy terkait pelayanan pada investor memang nyata adanya, diantaranya terwujud sebagai bentuk komitmen DPMPTSP Jatim. Hal ini disampaikan oleh Kepala DPMPTSP Jatim, Dyah Wahyu Ermawati, saat ditemui oleh anggota DPD RI Terpilih Jatim, Lia Istifhama (19/7/24).
“Kami selalu berusaha memberikan pelayanan yang terbaik dalam keperluan berinvestasi. Hal ini sudah kewajiban karena kita bicara hajat hidup warga Jatim, yang mana meningkatnya investasi, secara langsung menjadi multiplier effect meningkatnya gairah ekonomi. Lapangan kerja meningkat dan peluang sektor ekonomi produktif seperti UMKM juga meningkat. Maka, meningkat pula perputaran uang di tengah masyarakat, terutama daya beli yang terus mengalami tren positif, " jelas Dyah Wahyu Ermawati.
Tak ayal, ning Lia, sapaan akrab senator perempuan yang merupakan keponakan Khofifah Indar Parawansa, menyebut komitmen Dyah Erma sebagai aplikasi ‘resiprositas’.
“Cara Ibu Dyah Erma memberikan pelayanan yang baik untuk membentuk kenyamanan berinvestasi, merupakan aplikasi resiprositas. Resiprositas ini merupakan salah satu bentuk teori Modal Sosial yang menjelaskan bahwa akan ada pertukaran dari sebuah hubungan sosial. Jika kita menanam kebaikan, pasti akan mendapatkan panen kebaikan dari orang lain, " ucap Ning Lia.
“Satu contoh ketika DPMPTSP memberikan pelayanan yang baik, maka ini akan menjadi komunikasi ‘getok tular’ antar para investor, terutama investor asing. Bahwa Jawa Timur tempat yang tepat untuk berinvestasi. Selain masyarakat Jatim yang sangat humble, juga ada dukungan dari pemerintah yang mau menyerap aspirasi kendala atau hambatan selama berinvestasi sehingga menemukan solusi yang secara long term planned, membawa maslahat bagi masyarakat,” pungkasnya. (Had)
Komentar