Plt Ketua DPC Demokrat Jember, Mahathir Muhammad saat memimpin deklarasi dukungan kepada Gus Fawait di Pilkada Jember 2024. (Dok/Istimewa). |
Keputusan ini didasarkan pada berbagai alasan kuat yang menjadikan Gus Fawait sebagai pilihan utama untuk menjadi Bupati Jember.
"Gus Fawait adalah jawaban dari kebutuhan Jember saat ini," ujar Mahathir saat dikonfirmasi, Senin (29/7). "Beliau adalah sosok pemimpin yang komplit dan memiliki keunggulan komparatif baik dari segi usia (bonus demokgrafis), modal sosial-politik, hingga latar belakang akademik," imbuhnya.
Pemimpin Muda Berprestasi
Gus Fawait, yang berusia 36 tahun, menjadi pilihan utama Demokrat karena karakteristiknya yang sejalan dengan visi partai yang menempatkan anak muda di garis depan pembangunan nasional.
"Kami punya Ketua Umum Mas AHY yang masih muda, Mas Emil Dardak juga muda, dan sekarang Gus Fawait yang merupakan calon Bupati termuda. Belum ada selama 20 tahun terakhir setelah pilihan langsung, calon Bupati dibawah 40 tahun. Ditambah memiliki pengalaman yang matang," tambah Mahathir.
Keunggulan Sosial Politik dan Akademik
Selain usianya yang muda, Gus Fawait juga dikenal unggul dalam hal sosial-politik. Ia merupakan caleg dengan perolehan suara tertinggi, yang menunjukkan dukungan kuat dari masyarakat. Tak hanya itu latar belakangnya yang santri (pengasuh pesantren) dan aktivis NU adalah pembeda dari calon lainnya. Apalagi Jember adalah kota santri dan aktivis.
"Modal sosial politik yang besar ini menjadi keunggulan tersendiri bagi Gus Fawait dibandingkan calon lainnya," jelas orang terdekat Emil Dardak ini.
Di bidang akademik, Gus Fawait tidak kalah bersinar. Ia telah meraih gelar S1, S2, dan S3 dari perguruan tinggi ternama di Indonesia.
"Keunggulan akademik ini menunjukkan keunggulan dari calon lainnya, dan sangat dibutuhkan untuk memimpin Jember yang memiliki banyak kampus," kata Wakil Bendahara PW GP Ansor Jawa Timur.
Representasi Masyarakat Jember
Gus Fawait juga dipandang sebagai representasi masyarakat Jember yang sederhana dan bersahaja.
"Kita butuh pemimpin yang bisa membangun Jember dengan rasa cinta, kita tahu potret masyarakat Jember masih bergelut dengan kemiskinan dan stunting. Kita butuh pemimpin yang mampu merasakan jeritan rakyat. Kalau membangun Jember dengan cinta, maka kepentingan masyarakat akan diutamakan daripada kepentingan sendiri maupun keluarga," tambah Mahathir.
Solusi untuk Konflik Politik dan Sosial
Mahathir menyoroti bahwa dalam sepuluh tahun terakhir, Jember kerap mengalami konflik antara Bupati dan elemen masyarakat (LSM/Aktivis)
"Dengan latar belakang sebagai aktivis mahasiswa dan pesantren, Gus Fawait saya nilai mampu menjadi jembatan komunikasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat. Era Pak Jalal 10 tahun memimpin dengan dibersamai banyak aktivis dibelakangnya, meskipun latar belakangnya adalah birokrat. Berbeda dengan 2 periode setelahnya, kran komunikasi elemen masyarakat seperti buntu," ungkapnya.
Harapan Baru untuk Jember
Menurut Mahatir, Gus Fawait memiliki visi dan kebijakan progresif yang dibutuhkan Jember, terutama dalam menangani masalah kemiskinan, pengangguran, dan stunting.
"Untuk mengatasi tiga masalah utama ini, kita tidak bisa hanya mengandalkan APBD. Diperlukan kebijakan yang inovatif dan kolaboratif. Saya yakin Gus Fawait mampu melakukan lompatan besar yang dibutuhkan Jember," tuturnya.
Mahathir juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap Bupati Jember saat ini, yang dianggap tidak komitmen terhadap Partai Demokrat yang mengusungnya pada Pilkada 2020.
"Partai pendukung utamanya dalam Pilkada 2020, bahkan Partai Demokrat yang dipimpin oleh anak menantunya malah menjadi nol kursi dari sebelumnya memiliki 2 kursi," jelas Wakil Ketua MES Jawa Timur.
Dengan dukungan penuh dari Partai Demokrat, Gus Fawait diharapkan dapat membawa perubahan positif bagi Jember dan menjawab tantangan yang dihadapi daerah ini.
Untuk diketahui, DPP Partai Demokrat mencopot Try Sandi Apriana sebagai Ketua DPC Partai Demokrat Jember.
Pencopotan terhadap menantu Bupati Jember Hendy Siswanto tersebut, sebagai bentuk sanksi karena Try Sandi dianggap gagal menjalankan amanat memimpin Partai Demokrat di Jember.
SK pencopotan itu ditandatangani oleh Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Sekjen Teuku Riefky Harsya pada 28 Juni 2024 lalu.
Sebagai gantinya, AHY menunjuk pengurus Demokrat Jatim, yakni Mahathir Muhammad sebagai Plt Ketua DPC Partai Demokrat Jember. (Tim)
Komentar