|
Menu Close Menu

Gerakan Koin Muhibbin Mas Kiai dan Proses Demokrasi di Sumenep

Selasa, 03 September 2024 | 06.01 WIB

Gerakan Koin Muhibbin Mas Kiai. (Dok/Istimewa). 

Oleh : Siti Aminah


Lensajatim.id, Opini- Gerakan Koin Muhibbin Mas Kiai sebenarnya adalah untuk mengakomodir aspirasi arus bawa yang begitu besar. Jauh sebelum pembuatan rekening resmi untuk donasi, ternyata masyarakat arus bawa suda melakukan gerakan kongkrit mengumpulkan dana dengan kesadarannya sendiri. Tepatnya setelah rekom keluar tgl 27 Agustus 2024 pada Kiai Ali Fikri dari DPP PPP. Dari saking bahagia dan antusiasnya masyarakat, setelah penantian panjang dan berliku perjuangan Mas Kiai, tiba-tiba dengan kuasaNya melalui tangan MK Rekompun bisa dipegang Mas Kiai. Pasca rekom keluar masyarakat dengan kesadarannya sendiri melakukan gerakan massif yang diberi nama gerakan koin untuk Sumenep bermanfaat. Dan alhamdulillah pada taggal 1 September 2024 diserahkan secara simbolik oleh Ust. Baijuri sebagai Koord. Gerakan Koin Daerah Pantura Kec. Batang-Batang yang bertempat di posko Muhibbin Mas Kiai. Dan gerakan ini terus mengalir, hampir di semua kecamatan di kabupaten Sumenep dan bahkan sudah menyentuh sampai ke tingkat paling bawah yaitu ke tingkat desa, ke tingkat dusun. Rakyat bergerak dengan sendirinya tanpa dikomando. 


Dengan begitu, gerakan ini tentu jadi angin segar bagi para muhibbin dan terwujudnya demokrasi yang sehat di kabupaten sumenep. Nyatanya banyak sekali masyarakat yang peduli dengan situasi demokrasi di Sumenep hari ini. 


Agar arus bawah ini bisa terkonsolidir dengan baik, termasuk gerakan koin yang diinisiasi sendiri oleh masyarakat, maka Muhibbin Mas Kiai mengambil langkah cepat dengan memfasilitasi sekalian dengan membuat rekening resmi sebagai wadah donasi. Dengan tujuan, agar sumbangan-sumbangan yang masuk dari rakyat terkonsolidir dengan baik dan rapi. Lebih-lebih nanti bisa dipertanggung jawabkan, khususnya kepada para penyumbang dan pada publik. Gerakan koin ini tentu kita sambut positif Dan berterima kasih banyak pada semua yang telah terlibat dalam gerakan koin ini untuk terwujudnya demokrasi sehat di kabupaten Sumenep. Dalam hal ini, Kita tidak bicara besar kecilnya donasi, tapi berbicara gerakan moral masyarakat, ternyata masyarakat sumenep besar sekali kepedulian dan perhatiannya untuk kontestasi demokrasi di Sumenep hari ini, untuk mengembalikan demokrasi pada relnya yaitu demokrasi yang sehat. 


Kan biasanya dalam setiap kontestasi, umumnya logika publik itu menerima uang tapi nyatanya hari ini respon publik terbalik yaitu mereka ikut terlibat dalam demokrasi, mereka jadi pelaku demokrasi yang baik. Hal ini yang membuat penulis semakin yakin dan optimis bahwa demokrasi yang sehat itu bisa dimulai dari Sumenep, dengan gerakan yang di inisiasi sendiri oleh arus bawah, oleh rakyat Sumenep sendiri. Dan hal ini tentu yang menjadi mimpi Mas Kiai Fikri soal situasi demokrasi kita hari ini, Bak gayung bersambut dengan gerakan rakyat. 


Menurut hemat penulis, demokrasi kita hari ini dibuat menjadi kurang baik  oleh para pelaku demokrasi  dengan politik uang, menghargai suara rakyat dengan uang. 


Berangkat dari situasi seperti yang penulis sampaikan diatas, semoga hadirnya gerakan koin oleh rakyat bisa menjadi jawaban mengembalikan demokrasi yang sehat, yaitu mengembalikan demokrasi pada relnya yaitu Dari Rakyat, oleh Rakyat Dan untuk Rakyat.


Semoga mimpi besar ini terwujud dengan semakin meluasnya gerakan koin. Dan mimpi itu kita yakin bisa dimulai dari Sumenep, tentu dengan keajaiban-keajaiban Yang Maha Kuasa tunjukkan seperti halnya keajaiban rekom untuk Mas Kiai melalui tangan MK. Di saat hampir semua orang sudah pesimis, Kiai Fikri dapat rekom dari partai,  Allah Dengan kuasanya melalui tangan MK mengubah peta perpolitikan Sumenep dan bahkan peta perpolitikan nasional. Dan hal inipun bisa juga  terjadi pada calon yang memiliki modal finansial. Dengan calon yang minim modal finansial namun penuh totalitas dalam perjuangannya.  Dengan visi-misi kerakyatan yang betul-betul didukung oleh arus bawah, akan keluar  sebagai  pemenangnya.  Artinya publik hari ini sudah disadarkan bahwa modal finansial bukanlah ukuran penentu  dari suatu kemenangan dalam kontestasi. Dan itu sudah dibuktikan dalam perjuangan Mas Kiai Fikri  untuk mendapatkan rekom.


Penulis adalah seorang petani-peternak yang begitu simpati pada pola perjuangan Mas Kiai Fikri.


NB : Isi Tulisan sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis

Bagikan:

Komentar