KH. Muh Ali Fikri, Calon Bupati Sumenep nomot urut 01 saat hadir dalam acara Dialog Interaktif yang diselenggarakan PWI Kabupaten Sumenep. (Dok/Istimewa). |
“Pengalaman masyarakat dalam pemilihan umum sebelumnya menunjukkan bahwa rakyat sudah memiliki kecerdasan politik,” ucap Mas Kiai, dalam Dialog Interaktif yang diselenggarakan oleh PWI Sumenep di sebuah CafĂ© Rassa, Jumat (18/10/2024).
Mas Kiai yang tampil sendiri karena calon bupati inkumben Achmad Fauzi Wongsojudo tidak bisa hadir dalam dialog publik tersebut menekankan bahwa calon pemimpin yang mengandalkan politik uang untuk meraih suara berpotensi besar untuk menyalahgunakan wewenang setelah terpilih.
“Saat ini, pilihan ada di tangan rakyat. Apakah mereka akan memilih calon yang menggunakan politik uang atau pemimpin yang benar-benar berorientasi pada kepentingan rakyat,” tegasnya kepada media ini.
Dalam acara tersebut, Mas Kiai juga menjelaskan bahwa pasangan KH. Muh Ali Fikri-KH. Unais Ali Hisyam (FINAL) lebih mengedepankan dialog publik dan menawarkan gagasan sebagai strategi untuk meraih simpati konstituen. Ia menekankan pentingnya pendekatan yang transparan dan jujur dalam membangun hubungan dengan masyarakat.
Menyinggung netralitas aparatur negara dalam pemilu, Mas Kiai menilai bahwa ini adalah ujian tersendiri bagi setiap pemimpin di instansi masing-masing untuk menegakkan aturan yang ada.
Ketua DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sumenep ini menambahkan bahwa komitmen untuk menjaga netralitas di kalangan aparatur negara sangat penting untuk memastikan penyelenggaraan pemilu yang berintegritas dan demokratis.
“Kita semua harus berkomitmen untuk menciptakan pemilu yang bersih dan berkeadilan serta bermartabat,” pungkas Mas Kiai. (rba/red)
Komentar