Khofifah Indar Parawansa Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 02 saat nonton wayang bareng warga Kabupaten Nganjuk di Sanggar Astha Brata. (Dok/Istimewa). |
Semangat tersebut senada dengan apa yang ia sampaikan saat Khofifah nonton wayang bareng warga Kabupaten Nganjuk di Sanggar Astha Brata, dua hari lalu, Selasa (6/11/2024) malam. Pasalnya di Nganjuk
Bersama dengan dalang muda Ki Raden Akbar Syahalam, Khofifah mengapresiasi semangatnya dalam melestarikan seni budaya wayang yang saat ini cenderung jarang diminati oleh generasi muda.
Menurut Khofifah, Dalang Akbar menjadi contoh dan representasi generasi Z yang cinta dan memiliki semangat tinggi untuk melestarikan kesenian wayang di era kekinian.
Di kesempatan itu, Dalang Akbar menyampaikan bahwa pelestarian seni budaya terutama wayang sangat penting untuk dilakukan. Ia sendiri mengaku sudah menyukai kesenian wayang sejak muda.
“Saya awalnya juga tidak disetujui orang tua yang background nya keluarga kiai. Tapi seiring waktu karena saya menunjukkan keseriusan dan prestasi, akhirnya alhamdulillah justru didukung,” tegas Akbar.
Termasuk difasilitasi dengan adanya Sanggar Astha Brata ini. Sanggar seni budaya yang berlokasi di Jalan Mastrib itu saat ini telah menjadi wadah banyak anak muda untuk belajar seni budaya Indonesia.
Sanggar ini mewadahi generasi muda untuk belajar karawitan, pendalangan, gamelan, dan juga kesenian tari tradisional.
“Semangatnya bahwa menyampaikan kebaikan dan pesan kehidupan bungkus apa saja. Termasuk lewat seni budaya wayang dan menjadi dalang. Yang penting bisa membawa manfaat bagi orang lain,” imbuhnya.
Dikatakan Akbar, fasilitasi untuk belajar seni budaya bagi warga masyarakat Nganjuk terus dilakukan dengan semangat generasi muda terus akrab dengan seni budaya Jawa. Selain itu juga mewadahi hobi minat dan bakat anak muda Nganjuk yang tertarik dengan kesenian Jawa.
“Dan yang terpenting juga adalah agar ada regenerasi. Ketika kesenian kita tidak ada yang meneruskan maka khawatir akan punah,” tegas Akbar.
“Alhamdulillah sejak 2016 sanggar ini berdiri, kini mayoritas anggotanya anak muda. Biasanya kawula muda jika tidak tersalurkan hobinya bisa tersalur di negatif, maka kita ajak untuk menyalurkan minat bakatnya di sanggar ini,” imbuhnya.
Akbar mengapresiasi Khofifah yang malam ini datang langsung ke Sanggar Astha Brata dan menyapa para dalang dan seniman muda di Kabupaten Nganjuk. Pihaknya optimis Khofifah ke depan akan mampu untuk mengembangkan dan melestarikan seni budaya Jawa Timur.
Di kesempatan ini, Dalang Akbar juga menghadiahi Khofifah berupa wayang tokoh Prabu Kresna, Raja Dwarawati. Sebagaimana diketahui Kresna adalah raja bijaksana yang memiliki kemampuan memberikan ajaran sifat kepemimpinan yang disebut Hastabrata.
Yang mana Hastabrata ini memiliki delapan sifat pemimpin yang di simbulkan alam. Yaitu Bumi sifat kasantosan, Geni/api sifat adil, Bintang sifat memberi petunjuk, Bulan sifat memberi penerangan, Mendung sifat pemberi rejeki, Samudra lapang dada, Angin sifat teliti mengetahui situasi, Matahari memberi semangat kehidupan. Selain itu Kresna juga tokoh yang mampu membawa kejayaan Pandawa.
“Maka harapannya dengan kami menyerahkan Wayang tokoh Prabu Kresna pada Ibu Khofifah adalah sebagai doa agar lbu Khofifah mendapatkan kejayaan dan keberkahan menjadi pemimpin Jawa Timur lagi dan membawa kejayaan,” kata Akbar.
Tak hanya menonton pagelaran wayang, namun dalam kesempatan ini, Khofifah juga melakukan dialog dengan para Persatuan Dalang Indonesia yang ada di Kabupaten Nganjuk. Khofifah mewadahi aspirasi dalang khususnya dalam pelestarian seni budaya di Jawa Timur.
“Apa yang dilakukan Dalang Akbar ini sangat inspiratif. Beliau anak muda melestarikan budaya dan kesenian kita dan mengajak untuk menggemari seni budaya pewayangan kita,” kata Khofifah.
“Hal ini penting kaitan regenerasi. Sehingga mengajak genzi, gen alfa untuk akrab dan suka dengan seni budaya kita adalah hal yang harus kita gaungkan,” tegas Tokoh Nahdliyin Inspiratif Versi Forkom Jurnalis Nahdliyin ini.
Maka metode-metode yang familiar dengan generasi masa kini menjadi alternatif untuk masuk pada frekuensi mereka. Agar seni budaya asli Indonesia bisa tetap mendapatkan ruang di tengah gempuran budaya dari luar.
“Kami di lima tahun pertama sangat konsen soal pelestarian seni budaya. Ada Jatim Harmoni. Wadah untuk melakukan pagelaran seni budaya kita terus lakukan,” ujar Khofifah.
“Seni budaya adalah kekayaan tak ternilai bangsa yang harus kita jaga dan dilestarikan. Terlebih wayang. Yang dalam setiap cerita yang disampaikan mengandung nilai dan pesan tentang kehidupan,” pungkasnya. (Red)
Komentar