|
Menu Close Menu

Dosen Psikologi UTM Berbagi Tips Agar Remaja Putri Tidak Menjadi Korban Kekerasan

Rabu, 11 Desember 2024 | 23.37 WIB

Dr. Hera Wahyuni, M.Psi, Psikolog dan Kepala Unit Penunjang Akademik Bimbingan Konseling Universitas Trunojoyo Madura (UTM).

Lensajatim.id, Bangkalan- Dr. Hera Wahyuni, M.Psi, Psikolog yang juga Kepala Unit Penunjang Akademik Bimbingan Konseling Universitas Trunojoyo Madura (UTM) memberikan beberapa tips sebagai langkah antisipasi bagi perempuan, utamanya yang masih usia remaja agar tidak menjadi korban kekerasan fisik, psikis, dan juga seksual.


Menurut perempuan yang akrab disapa Hera ini, beberapa langkah preventif yang bisa dilakukan mulai dari memilih dan memilah lingkungan yang sehat, aman, bagi remaja perempuan. " Seperti pergaulan, hindari situasi yang berbahaya seperti tidak bermain atau berdekatan dengan teman-teman yang memiliki pergaulan bebas, menghindari teman-teman yang mungkin dekat dengan miras, narkoba hubungan sex bebas dan lain sebagainya," jelas Hera, Rabu (11/12/2024).


Kemudian berikutnya kata Hera, tidak pergi ke tempat yang baru hanya seorang diri tanpa seizin orang tua. " Lalu yang bisa dilakukan juga adalah mengkomunikasikan batasan  yang jelas, misalnya kita bermain dengan lawan jenis komunikasikan batasan yang jelas terkait dengan hal-hal yang membuat dia nyaman atau tidak nyaman.  Kayak sentuhan fisik, misal tidak melakukan sentuhan fisik, ada jam malam, tidak mengirim foto atau video call pada orang baru  atau orang lain tanpa ada dasar yang jelas," bebernya.


Selanjutnya juga  yang bisa dilakukan adalah  membiasakan untuk bersikap tegas. Sebab menurutnya, seringkali korban ini remaja-remaja  yang pasif dan itu disalah artikan. "  Apabila dia diam gitu ya, itu diartikan sebagai bentuk persetujuan meskipun sebenarnya tidak demikian sehingga pentingnya kita untuk bersikap tegas," ungkapnya.


" Jadi bilang saja kalau memang merasa tidak nyaman mohon maaf untuk tidak melakukan hal itu lagi," tambahnya .


Saat ini juga menurut Hera penting memiliki  kemampuan membela diri secara fisik. " Saat ini itu penting  juga mampu membela diri secara fisik kalau perlu,  karena kadang-kadang kata-kata saja tidak cukup,  terutama jika orang tersebut tidak mampu mendengarkan penolakan kita. Misalnya kita sudah bilang enggak tapi orang tersebut tetap memaksa, sehingga pada saat kita merasa diserang dan penolakan dari kita gak dianggap cukup  ya kita bisa membela diri kita,"pungkasnya. (Fiq/Had).

Bagikan:

Komentar