|
Menu Close Menu

Gelombang 4 Meter Ancam Perairan Jawa Timur

Senin, 09 Desember 2024 | 18.36 WIB

Keterangan BMKG. (Dok/Istimewa). 

Lensajatim.id Surabaya – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tanjung Perak Surabaya kembali mengeluarkan peringatan dini terkait potensi gelombang tinggi yang melanda sejumlah wilayah perairan di Jawa Timur. 


Berdasarkan data terbaru, dua kategori tinggi gelombang diidentifikasi, yakni 1,25–2,5 meter serta 2,5–4 meter, yang masing-masing memiliki potensi risiko keselamatan pelayaran.  


Gelombang 1,25–2,5 Meter


Gelombang setinggi 1,25 hingga 2,5 meter berpotensi terjadi di sejumlah wilayah, meliputi Perairan Masalembo, Perairan Bawean bagian utara dan selatan, Perairan Tuban, Perairan Lamongan, Perairan Gresik bagian utara, Perairan utara Bangkalan, Perairan utara Sampang, Perairan utara Pamekasan, serta Perairan Sumenep bagian utara. 


Selain itu, kondisi serupa diprediksi terjadi di Perairan Kepulauan Sapudi bagian utara dan selatan, serta seluruh wilayah Perairan Kepulauan Kangean, baik di bagian utara, timur, maupun selatan.  


BMKG mengingatkan bahwa kondisi ini berisiko bagi pelayaran. "Perahu nelayan berisiko tinggi apabila kecepatan angin mencapai 15 knot dan tinggi gelombang mencapai 1,25 meter. Kapal tongkang juga rentan terhadap gelombang setinggi 1,5 meter jika kecepatan angin mencapai 16 knot," demikian disampaikan dalam rilis BMKG, Senin (09/12/2024). 


Gelombang 2,5–4 Meter


Sementara itu, gelombang yang lebih tinggi, yakni 2,5 hingga 4 meter, diperkirakan melanda Perairan Pacitan, Perairan Trenggalek, Perairan Tulungagung, Perairan Blitar, Perairan Malang, Perairan Lumajang, Perairan Jember, hingga Perairan Banyuwangi. BMKG menyebut kondisi ini memiliki risiko lebih besar, terutama untuk pelayaran menggunakan kapal ferry.  


"Gelombang setinggi ini dapat membahayakan kapal ferry apabila kecepatan angin mencapai 21 knot. Selain itu, kapal tongkang juga harus lebih berhati-hati jika kecepatan angin mencapai 16 knot dengan tinggi gelombang 2,5 meter," ujar pihak BMKG dalam keterangannya.  


Untuk itu, BMKG meminta masyarakat, khususnya para nelayan dan operator kapal, untuk terus memantau perkembangan cuaca melalui kanal resmi BMKG. 


"Kami mengimbau agar masyarakat pesisir dan pelaku aktivitas di laut menunda pelayaran jika kondisi cuaca tidak memungkinkan. Keselamatan harus menjadi prioritas utama," pungkasnya.  


Selain itu, BMKG juga mendorong pemerintah daerah untuk aktif menyebarluaskan informasi ini, terutama kepada komunitas nelayan dan pelaut. Dengan mitigasi dan langkah antisipasi yang baik, risiko kecelakaan akibat gelombang tinggi diharapkan dapat diminimalisir. (Zi) 

Bagikan:

Komentar