Rachmat Gobel, Anggota DPR RI dari Fraksi NasDem. (Dok/Istimewa). |
Lensajatim.id, Jakarta- Anggota DPR RI dari Fraksi Partai NasDem yang juga Ketua Liga Parlemen Indonesia-Jepang, Rachmat Gobel, mengungkapkan bahwa dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan daya dukung ekonomi dunia yang fluktuatif, Jepang menawarkan konsep pembangunan perumahan, gedung, dan kota yang berkelanjutan untuk Indonesia.
“Ada spirit yang diringkas dalam frasa Japan Technology and Japan Quality. Jepang siap mendukung program Presiden Prabowo untuk membangun tiga juta rumah,” ungkap Gobel saat menyampaikan pidato pembukaan pada seminar bertema Sustainable Housing, Building, and Cities in Indonesia, pada 14-15 Januari 2025 di Jakarta, Kamis (16/1/2025).
Seminar yang berlangsung di Hotel Fairmont itu dihadiri Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Fahri Hamzah. Hadir pula Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi serta perwakilan dari Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA), The Building Center of Japan, dan Japan International Association for the Industry of Urban Development, Building, and Housing (JUBA).
Acara itu didukung Kedutaan Jepang di Indonesia, JICA Indonesia, Jetro Jakarta, Kadin Indonesia, dan The Jakarta Japan Club. Seminar diadakan sebagai bagian dari rangkaian kunjungan Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba ke Indonesia.
Dalam pernyataannya, Perdana Menteri Jepang sangat mendukung program-program pemerintahan Presiden Prabowo seperti makan bergizi gratis (MBG), peningkatan sektor pertanian dan perikanan, swasembada pangan, industrialisasi, hilirisasi, dekarbonisasi, energi, infrastruktur, dan perumahan.
Pemerintahan Prabowo bertekad membangun tiga juta rumah pada 2025 Dalam acara seminar tersebut, Fahri Hamzah memaparkan konsep pembangunan perumahan dan kawasan permukiman yang menjadi perhatian khusus Presiden Prabowo.
Fahri menyampaikan bahwa Qatar dan Uni Emirat Arab sudah berkomitmen untuk berkontribusi dalam program tersebut. Paparan dari pihak Jepang dalam seminar tersebut menekankan pada konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan.
Dalam kesempatan tersebut, Gobel menyampaikan bahwa Presiden Prabowo telah mencanangkan Asta Cita. Pada cita ke-6 tertulis, 'Membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan'.
Selain itu, pemerintahan Prabowo juga telah menyusun 17 program prioritas. Pada program prioritas ke-6 dinyatakan, 'Menjamin rumah murah dan sanitasi untuk masyarakat desa dan rakyat yang membutuhkan'. Juga sudah dicanangkan pada tahun pertama akan dibangun tiga juta rumah untuk rakyat miskin, yaitu satu juta di perkotaan, satu juta di perdesaan, dan satu juta di pesisir.
Di tengah upaya menyediakan rumah sebanyak-banyaknya, Gobel mengingatkan agar dari awal dipikirkan kualitas dan daya dukung lingkungannya.
Pertama, jangan membangun perumahan di tanah produktif, seperti di persawahan dan di pesisir yang menjadi sentra pertanian dan perikanan.
Kedua, jangan membangun perumahan di lereng dan perbukitan yang menjadi areal hijau untuk resapan air dan penyedia oksigen.
Ketiga, menerapkan teknologi yang ramah lingkungan, aman, dan berdaya tahan lama.
Keempat, pembangunan kawasan permukiman harus berkonsep ramah lingkungan dan ramah sosial.
“Ada dimensi keseimbangan alam dan juga keseimbangan sosial. Sehingga menciptakan kesehatan lingkungan dan kesehatan sosial,” tegas Gobel.
Kapoksi NasDem di Komisi VI DPR RI itu juga mengatakan, saat ini masih ada 9,36% penduduk di bawah garis kemiskinan. Jumlah mereka sekitar 25,9 juta orang. Dari data BPS terungkap masih ada 15,21% penduduk yang belum memiliki rumah. Sedangkan jumlah rumah tangga di Indonesia sekitar 70,628 juta. Jika satu rumah untuk tiap rumah tangga, maka angka 15,21% yang belum memiliki rumah adalah 10,74 juta keluarga. Namun demikian pihak REI menyatakan yang belum memiliki rumah sekitar 25 juta keluarga.
“Masih banyak penduduk Indonesia yang belum memiliki rumah dan negara harus bertanggung jawab untuk itu,” ujarnya.
Berdasarkan penjelasan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, tambah legislator NasDem dari Dapil Gorontalo itu, pada 2025 ini pemerintah telah mengalokasikan dukungan pembiayaan perumahan sebesar Rp35 triliun untuk fasilitas pembiayaan perumahan, subsidi bantuan uang muka, subsidi selisih bunga, dan dukungan melalui Tapera.
“Masih butuh dana lebih besar lagi untuk mencapai tiga juta rumah. Karena itu, pemerintah tidak bisa sendirian untuk menyediakan rumah sebanyak itu. Butuh partisipasi semua pihak, terutama investasi dari sektor swasta nasional maupun asing. Untuk itu, Indonesia menyambut baik prakarsa Jepang untuk membantu Indonesia di sektor perumahan,” katanya. (RO/*)
Komentar