![]() |
Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Sumenep, Abdul Wasid saat memantau hilal 1 Ramadan pada Jumat (28/02/2025). (Sumber Foto: Fauzi) |
Berdasarkan pantauan jurnalis media ini, tim pelaksana Rukyatul Hilal melakukan pemantauan di dua lokasi, yakni Desa Nambakor, Kecamatan Saronggi, serta di lantai 4 Hotel De Baghraf Sumenep.
Proses pengamatan hilal ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk BMKG, ormas Islam seperti PCNU dan LDII, serta tim penyuluh Kemenag Sumenep. Namun, hasil pengamatan menunjukkan bahwa hilal tidak dapat terlihat akibat kondisi mendung tebal dan berawan yang menghalangi visibilitas.
Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Sumenep, Abdul Wasid menjelaskan bahwa saat matahari terbenam pada pukul 17.44 WIB, tinggi hilal tercatat sekitar 3 derajat di atas ufuk. Namun, cuaca yang tidak mendukung membuat proses rukyat tidak membuahkan hasil.
"Kami bersama BMKG dan tim lainnya sudah melakukan pengamatan sesuai prosedur. Sayangnya, karena kondisi mendung tebal, hilal tidak bisa terlihat. Waktu pengamatan sekitar 15 menit, namun hasilnya tetap nihil," ujarnya.
Hasil serupa juga terjadi pada pengamatan di Hotel De Baghraf Sumenep. Tim yang bertugas di lokasi tersebut juga tidak dapat melihat hilal akibat faktor cuaca.
Meskipun hilal tidak berhasil diamati, Kemenag Sumenep memastikan bahwa laporan resmi hasil rukyatul hilal akan segera dikirimkan ke Kemenag Wilayah Provinsi Jawa Timur.
"Kami akan melaporkan hasil ini ke Kemenag Provinsi sebagai bagian dari proses penentuan awal bulan hijriyah secara nasional," tambahnya.
Dengan hasil rukyatul hilal ini, keputusan resmi mengenai awal bulan hijriyah akan tetap menunggu sidang isbat yang digelar oleh Kementerian Agama Republik Indonesia. (Zi).
Komentar