![]() |
Dr. Lia Istifhama, M. E. I, Anggota DPD RI asal Jawa Timur. (Dok/Istimewa). |
Dalam suasana Ramadan yang penuh berkah ini, Ning Lia, sapaan akrabnya, mengingatkan umat Islam agar lebih fokus pada keberdayaan diri daripada mengejar jabatan duniawi.
Ning Lia menekankan fenomena ambisi kekuasaan yang semakin terlihat dalam kehidupan politik dan sosial saat ini harus disikapi dengan bijaksana. "Keberdayaan diri bukan hanya soal mengejar jabatan duniawi. Dalam ajaran Islam, jabatan bukanlah tujuan hidup, melainkan amanah yang harus dipertanggungjawabkan," ujarnya.
Menurut Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif Versi Forkom Jurnalis Nahdliyin ini, penting bagi masyarakat untuk merenungkan kembali makna jabatan di bulan Ramadan yang penuh refleksi diri ini. Fenomena ambisi kekuasaan semakin tampak nyata, terutama pada Pemilu yang lalu, di mana banyak orang berlomba-lomba memperebutkan kedudukan yang dapat memberi mereka akses terhadap kekuasaan.
Seiring berkembangnya sistem pemilihan di Indonesia, jabatan kini diperebutkan tidak hanya dalam Pemilu legislatif dan eksekutif, tetapi juga dalam pemilihan kepala daerah, rektor universitas, kepala desa, bahkan ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di perguruan tinggi. Namun, Ning Lia mengingatkan bahwa jabatan yang diperoleh harus dipandang sebagai amanah besar yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.
"Amanah yang diberikan oleh Allah bukanlah sesuatu yang bisa dianggap enteng. Jabatan bukan sekadar posisi yang membanggakan, tetapi sebuah tanggung jawab berat yang akan diminta pertanggungjawabannya kelak," ungkapnya.
Ning Lia merujuk pada hadits Nabi Muhammad SAW yang menegaskan pentingnya menyikapi jabatan dengan hati-hati. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Sa’id ‘Abdurrahman bin Samurah, Rasulullah bersabda:
"Hai Abdurrahman bin Samurah, janganlah engkau meminta jabatan, karena apabila kamu diberi jabatan tanpa meminta, maka kamu akan ditolong dalam melaksanakannya, namun jika kamu diberi karena meminta, maka pelaksanaan jabatan itu sepenuhnya diberikan kepadamu." (HR. Muslim).
Hadits itu mengingatkan umat Islam bahwa jabatan yang diperoleh melalui permintaan bukanlah hal yang membawa keberkahan. Orang yang meminta jabatan sering kali akan kesulitan dalam melaksanakan amanah tersebut, karena tanpa pertolongan dari Allah, jabatan tersebut sulit untuk dijalankan dengan baik.
Ning Lia juga mengutip hadits lain yang diriwayatkan Abu Dzar, di mana Rasulullah menegaskan jabatan adalah amanah yang sangat besar. Dalam hadits tersebut, Rasulullah bersabda:
"Ya Abu Dzar, sesungguhnya engkau ini lemah dan jabatan itu amanah. Pada hari kiamat, ia akan menjadi penghinaan dan penyesalan, kecuali bagi orang yang mengambilnya dengan haknya dan menunaikan hak jabatan yang menjadi kewajibannya." (HR. Muslim).
Hadits ini menunjukkan bahwa jabatan bukanlah sesuatu yang harus diperebutkan dengan ambisi pribadi, melainkan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Jabatan yang dipertanggungjawabkan dengan baik akan menjadi penghargaan di dunia dan akhirat bagi mereka yang melaksanakannya dengan ikhlas. (Red).
Komentar