“Jatim sedang darurat narkoba,” tegas Wakil Ketua Bidang Kesehatan dan Pencegahan Narkoba PW GP Ansor Jatim, Abdul Ghoni, dalam Pembukaan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Peta Gerakan Narkoba di Jawa Timur: Pola Jaringan dan Strategi Pencegahan” yang berlangsung di Mini Blok Office Kota Malang, pada Senin, 17 Maret 2025.
Ghoni menekankan bahwa pemerintah harus lebih serius dalam memberantas peredaran dan penyalahgunaan narkoba. Ia juga mengungkapkan bahwa jaringan kader Ansor yang tersebar hingga tingkat RT/RW sering melaporkan meningkatnya peredaran narkoba di berbagai daerah. “Kami menerima banyak laporan dari kader di lapangan mengenai maraknya peredaran narkoba. Ini bukti bahwa ancaman narkoba nyata dan harus segera ditangani dengan serius,” ujarnya.
Menurutnya, sinergi antar semua pihak sangat dibutuhkan untuk memerangi ancaman narkoba. Ia menegaskan bahwa narkoba bukan hanya merusak individu, tetapi juga melemahkan sendi-sendi bangsa dan mengancam keberlangsungan generasi muda. “Jika dibiarkan, narkoba bisa menjadi alat penghancur masa depan bangsa. Oleh karena itu, perang melawan narkoba harus dilakukan secara masif dan berkelanjutan,” katanya.
Sebagai langkah konkret, PW GP Ansor Jatim berkomitmen untuk memperkuat kolaborasi dengan BNNP Jawa Timur serta seluruh elemen masyarakat, termasuk aparat penegak hukum, tokoh agama, dan organisasi kepemudaan. “Kami siap menjadi mitra strategis dalam upaya pencegahan, edukasi, serta rehabilitasi korban penyalahgunaan narkoba,” tegas Ghoni.
Dengan deklarasi ini, PW GP Ansor Jatim berharap seluruh elemen masyarakat semakin sadar akan bahaya narkoba serta aktif berperan dalam upaya pemberantasan dan pencegahan peredarannya. “Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau aparat hukum, tetapi tugas kita bersama untuk menyelamatkan generasi muda dan menjaga masa depan Jawa Timur,” pungkasnya. (Tim).
Komentar