|
Menu Close Menu

Membina UMKM

Kamis, 13 Maret 2025 | 18.09 WIB

Moch Eksan.(Dok/Istimewa).

Oleh Moch Eksan


Lensajatim.id, Opini- Salah satu nawaitu Lita Machfud Arifin mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI adalah ingin membantu usaha kecil dan menengah (UMKM) dengan jangkauan lebih luas di seluruh Tanah Air. Ia bukan istri perwira tinggi pasif tapi aktif dalam melakukan pembinaan UMKM dimana sang suami ditugaskan.


Bahkan Lita juga pelaku UMKM jauh sebelum menjadi anggota dewan. Ia pernah membuka butik, melayani laundry, mengelola resto, usaha properti dan sektor real lainnya. Wilayah binaan UMKMnya kebanyakan di Jakarta dan Palembang.


Pelaku UMKM yang dibina adalah penjahit daster, penjahit mukena, pengrajin batik dan pengrajin sulam. Kelebihan Lita meningkatkan nilai produk UMKM tersebut bernilai tinggi dengan target pasar kelas menengah ke atas. Apalagi, ia punya social networking di kalangan sosialita dari istri para pejabat dan pengusaha.


Lita adalah entrepreneur sosialita yang pandai bergaul dan menyenangkan. Sehingga, ia dimanapun dan kalangan apapun mudah diterima. Personalitas seperti ini memang bawaan sejak lahir, bukan hasil pencitraan yang dibuat-buat. Ini yang menunjang keberhasilan mendulang suara pada Pilwalkot Surabaya 2020 maupun Pileg 2024.


Bisa dipahami, bila Lita ditunjuk sebagai Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) dan Ketua Bidang UMKM DPP Partai NasDem, lantaran rekam jejaknya sebagai pelaku UMKM dan pembina UMKM yang menjadi salah satu soko guru ekonomi nasional. BPS menyebutkan bahwa jumlah mereka tembus 65 juta unit usaha dengan nilai tranksasi e-commerce Rp 487 triliun.


Selama ini UMKM merupakan passion Lita yang bisa menjadi model bagi pelaku usaha dan politisi. Sebab, bisnis dan politik mesti sama-sama jalan. Tidak bisa yang satu ditinggalkan demi yang lainnya. Bisnis merupakan sumber pendanaan politik dalam membiayai kampanye dan belanja pemilu. Sedangkan, politik adalah sumber kewenangan untuk membidani kebijakan ekonomi kerakyatan.


Lita mencoba mengkompromikan bisnis dan politik untuk menopang peran dan kiprahnya dalam membantu masyarakat kecil dan membina UMKM. Tak semua pelaku usaha maupun praktisi politik praktis, dapat menyelaraskan bisnis dan politik tersebut. Ia termasuk tokoh yang terkecualikan.


Kemampuan Lita mensublimasikan naluri bisnis dan politik dalam performance diri, tak lepas dari inspirasi ayah dan suaminya. Dimana ayahnya adalah tentara politisi yang bergabung dalam Fraksi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Sedangkan, suaminya adalah Bhayangkara politisi yang pernah menjadi Ketua Tim Kampanye Daerah Jokowi-Ma'ruf Jawa Timur pada 2019 dan mencalonkan diri menjadi walikota Surabaya pada 2020.


Jadi, memang dalam tubuh Lita ada aliran darah politisi dari ayah, dan suaminya. Sudah pasti, lingkungan keluarga telah menginkubasi bakat dan minatnya menjadi anggota dewan. Disamping, lingkungan sosial mendorong berpolitik sebagai sarana memperjuangkan rakyat.


Hasil beberapa penelitian menyebutkan, bahwa kecenderungan politisi terlahir dari keluarga politik. Hubungan kekerabatan antara politisi yang satu dengan yang lain, adalah fenomena politik kontemporer.  Bahkan sampai lahir teori dinastik politik. Suatu kekuasaan yang disilihgantikan antar sekelompok keluarga dalam merebut dan mempertahankan kekuasaan.


Keluarga MA dan LMA, panggilan akrab Machfud Arifin dan Lita Machfud Arifin, di Jawa Timur telah menjadi trah politik yang terpandang. Dua pasangan sejoli ini sekarang sama-sama menjadi anggota parlemen. Dan di Senayan, pasangan suami istri yang menjadi anggota DPR RI Periode 2024-2029 ini, jumlahnya hanya 12 orang dari 580 anggota.


Trah politik bukan sebuah anomali demokrasi, suatu hal yang jamak di negara kompium demokrasi seperti Amerika Serikat. Layaknya keluarga trah Bush, Kennedy, Clinton, Trump dan lain sebagainya. Yang terpenting, para pejabat yang punya hubungan keluarga itu terpilih melalui pemilu yang demokratis.


MA dan LMA terpilih menjadi anggota parlemen yang lahir dari Pileg yang demokratis. Keduanya bertekad mewakafkan sisa hidupnya untuk kepentingan bangsa dan negara. Wabilkhusus dalam membantu rakyat kecil dan membina UMKM. Dua hal ini telah dilakukan oleh pasangan ini sedari awal menikah sampai dengan sekarang.


Lita sejak menjadi ketua ranting Bhayangkari Tanjung Karang Barat pada 1991 sampai dengan menjadi ketua Bhayangkari Daerah Jawa Timur pada 2018, telah berkontribusi bagi peningkatan kesejahteraan keluarga Polri. Termasuk peningkatan usaha para Bhayangkari dalam menambah pendapatan keluarga. Selamat ultah kakak ketua yang ke-53, semoga karya sosial dan ekonominya semakin bermanfaat dan barokah. Amien.


Moch Eksan adalah Penulis Eksan Institute

Bagikan:

Komentar